Desember 2011
no image
D ahulu kala, ada seorang gadis bernama Ela.
Suatu ketika,ibunya jatuh sakit. Ia merasa
ajalnya sudah dekat. Maka, dipanggilnya Ela.
"Ela, aku akan meninggalkan kamu untuk
selamanya," bisiknya dengan suara lemah.
"Tetapi, aku akan selalu menjagamu bagaikan
seekor burung merpati yang hinggap di
pundakmu."
Setelah ibu itu meninggal, ayah Ela, seorang
nakhoda kapal samudra, menikah lagi dengan
seorang janda bernama Javotte. Ia wanita yang
kejam. Anaknya dua, semua perempuan,
bernama Gertrude dan Hortense. Keduanya
sangat manja dan mementingkan diri sendiri

Kedua gadis itu serta
ibunya iri terhadap sikap
manis dan kecantikan
Ela. Diambilnya semua
gaun indah Ela dan
disuruhnya gadis itu
bekerja seperti pembantu.

Sepanjang hari ia memasak dan mengepel.
Pada malam hari ia harus tidur beralaskan tikar
jerami yang penuh abu di dekat tungku. Mereka
memanggilnya Cinderela, artinya Ela si Abu. Ia
juga dikenal dengan nama Putri Abu.
"Cinderela, ambilkan sarapanku!" teriak
Hortense.
"Abu, semir sepatuku!" perintah Gertrude.

Ela tidak pernah
mengeluh. Bahkan
kepada ayahnya,
yang pulang
selama beberapa
hari setiap tahun,
ia tidak bercerita
apa-apa.

Pada suatu hari, keluarga itu menerima
undengan pesta dansa di istana Raja. Sang
Putra Mahkota sedang mencari calon istri!
"Aku yakin Pangeran akan memilihku,"
kata Hortense.
"Kamu?Kamu terlalu jelek!" teriak Gertrude.
Dan kedua gadis itu bertengkar ramai sampai
ibu mereka datang melerai.
Cinderela harus bekerja keras. Ia harus
menyiapkan segala sesuatu bagi kedua kakaknya.
Ia menyetrika pakaian
no image
"T eng Teng! Teng! Jam dinding
berdentanng tepat pukul 19:00
"Waktunya makan...,"ucap mama mengingatkan.
"Kenyang,ma,"ucapku.
"Mama enggak melihatmumakan,"sindir
Mama.
"Nanti aku nyusul,"jawabku. "Lagi pula
Mama tau,kan, kalau Elaine enggak suka
makan.Memang lauk makan malam nya apa Ma?"
tanyaku.

Perkenalkan,namaku Aulani Elaine
Muthmaiyaniyah. Aku cukup dipanggil Elaine.
Umurku 11 tahun. Aku paling sulit kalau disuruh
makan. Oh ya, aku kidal. Jadi, aku melakukan
segala sesuatu dengan tangan kananku. Mama
menyuruhku begitu. Mama juga menyuruhku menulis dengan tangan kanan,tapi aku bandel.
Untuk yang satu ini, aku masih menggunakan
tangan kiriku untuk menulis.
"Daripada nyusul lebih baik makan bareng
saja yuk,kak. Lauknya empal goreng,"rajuk
Riza, adikku.
"Nanti saja, aku mau menonton televisi dulu,"