Class Meeting H ai! Kenalkan, namaku Ramaditha Novyanti Wijaya atau biasa dipanggil Ditha. Saat ini, aku masih duduk di kelas V SD di Smart Children Elementary School, "nama gaul"-nya adalah Smachies. "Aku berangkat dulu,ya,ma! pamitku saat akan berangkat sekolah. "Iya, Tha," Jawab mama. Di depan rumah, sudah ada sopirku. Aku langsung memasuki mobil dan Pak Sopir segera menginjak pedal gas. Mobilku pun melaju cepaaat sekali. Aku sudah tiba di depan sekolahku. Di dekat pint gerbang, ada sahabatku, Lia. Aku bergegas turun dari mobil dan langsung menemui Lia."Hai, Lia!" sapaku. "Hai juga, Ditha!" balas Lia. "Ke kelas, yuk!" "Yuk!" kataku seraya menggandeng tangan Lia.
Di kelas, aku segera meletakkan tas merahku di kursi bagian depan baris kedua. Lalu,aku menghampiri Lia yang ada di bangkunya.
"Ditha, rencananya,kamu mau liburan ke mana?" tanya Lia
"Ng...belum tahu," jawabku."Kalau kamu"
"Belum tahu juga," balasnya sambil meringis.
Bel masuk terdengar. Aku segera menduduki bangkuku. Bu Lina datang dengan membawa beberapa lembar kertas.
"Anak - anak, minggu depan kita akan mengadakan Class Meeting. Kalian tahu, kan, apa itu Class Meeting?" Bu Lina membuka pembicaraan.
"Tahu, Bu!" seru murid - murid di kelas kompak.
"Nah, perlombaannya meliputi: lomba menyanyi,menari, bulu tangkis, lari maraton,sepak bola, serta membuat sekaligus membaca cerita dan puisi. Lombanya diadakan pada hari Senin. Sekarang,yang mau ikut lomba bisa mendaftarkan diri kepada Ibu. Oh, iya, lomba menyanyi, cerita, dan puisi, serta lari maratonuntuk per-orangan," ujar Bu Lina.
"Lomba menari harus berkelompok-minimal empat orang, sepakbola sebelas orang dalam satu tim, bulu tangis satu atau dua orang," tambah Bu Lina.
"Saya ikut lomba menyanyi,Bu!" pekik Zahra. Memang Zahra pandai menyanyi.
"Ow...ya," balas Bu Lina. Bu Lina segera menulis nama Zahra di kertas yang dibawanya tadi.
Hm...aku ikut lomba menari saja, deh, sama Lia, Melia, dan Marissa, batinku. Aku memberi isyarat kepada mereka agar ikut lomba menari.
Dengan berani, aku mengangkat tangan. "Kami berempat ikut lomba menari, Bu!"
"Siapa saja? Oh, Melia, Ditha, Lia, dan Marissa," kata Bu Lina.
"Bu, saya ikut lomba lari maraton!" ujar Sarah bersemangat.
"Saya dan Adi ikut lomba bulu tangkis, Bu!" seru Ditya.
Anak - anak sibuk mendaftarkan nama mereka kepada Bu Lina.
"Siapa yang ingin ikut lomba sepakbola?" tanya Bu Lina.
"Aku!" pekik Sony, diikuti oleh Doni, Rino, Ricky, Firman, Dicky, Raffi, dan Irfan.
"Saya!" kali ini, bukan laki - laki yang mengangkat tangan, tapi perempuan! Dia adalah Rini. Ak heran, mengapa dia ikut sepakbola? Mungkin karena hanya dia yang belum mengikuti lomba.
"Ng...ya ya ya. Kalian semua sudah Ibu catat dalam daftar lomba," ujar Bu Lina. Setelah selesai menulis, Bu Lina menunjukkan daftar yang mengikuti Class Meeting.
Class Meeting
Lomba menyanyi : Zahra
Lomba catur : Arif
Lomba lari maraton : Ditha
Lomba bulu tangkis : Ditya, Adi
Lomba menari : Melia, Ditha, Lia, Maryssa
Lomba sepak bola : Sony, Doni, Haris, Rino, Ricky, Dicky, Raffi, Irfan, Rini, Firman, Zoni
"Anak - anak, silakan mengisi Biodata kalian masing - masing untuk Class Meeting," pinta Bu Lina.
"Iya,Bu!" teriak semua murid.
Bu Lina memberikan masing - masing murid selembar formulir. Aku pun sudah mengisi semua "Titik - titik" yang ada di kertas itu lalu mengumpulkannya di meja guru.
Esoknya adalah pembagian jadwal Class Meeting.
"Ini adalah jadwal Class Meeting, Ibu akan membagikan kepada kalian masing - masing satu. Zahra! Tolong bagikan kertas ini!" ujar Bu Lina sembari memberi Zahra beberapa lembar kertas yang berisi jadwal Class Meeting itu.
Zahra sibuk membagikan jadwal tersebut. Aku sudah mendapatkan jadwal. Ternyata, jadwal menari hari Rabu; lari maraton, membaca puisi dan cerita pada hari Selasa; sepakbola hari jumat; menyanyi hari Senin; bulu tangkis hari Kamis. Class Meeting dilaksanakan sekitar satu minggu lagi. Cukup waktu untuk berlatih.
"Oh, iya, pembagian rapornya hari Minggu. Hari Senin sudah libur," tambah Bu Lina.
Sepulang sekolah, aku, Melia, Lia, dan Maryssa berlatih menari di aula sekolah. Aula kosong melompong, tidak ada seorang pun. Kami berlatih memang tidak didampingi oleh guru, karena ini hanya untuk menguji kemampuan.
"Kita mau nari apa, nih?" tanya Maryssa.
"Bagaimana kalo tari tradisional?" usul Melia.
"Modern dance?" usulku. "Ng...kalau tradisional, sih, aku nggak terlalu bisa."
"Aku juga!" ujar Maryssa dan Lia bersamaan.
"Ya, udah. Berarti modern dance saja, ya?" kata Melia sambil bergumam kesal. Melia memang jago tarian tradisional.
"Sepakat mau nari modern dance, ya?" tanyaku memastikan.
"Yap!" seru Lia, Melia, dan Maryssa berbarengan.
Kemudian, kami mulai berlatih, berlatih, dan berlatih.
Kami sudah ada di gedung serbaguna milik Smachies untuk tampil menari dalam acara Class Meeting. Kami mendapat urutan nomor 012. Tidak sedikit peserta yang menari tarian tradisional. Tapi, ada juga yang menari modern dance seperti kami. Saat ini, nomor urut 011 sedang tampil.
"Nomor urut 012, silakan maju ke depan!" seru MC lagi.
Kami semua menuju panggung dengan semangat, kecuali Melia, mungkin karena dia belum terlalu hafal gerakan - gerakannya.
"Oke, sekarang tampilkan tarian kalian!" pinta juri. Aku tidak tahu siapa nama juri itu, karena dia bukan guru di Smachies.
Sekarang, kami sudah selsai tampil. Kami duduk di bangku khusus peserta lomba sembari menunggu para juri berunding untuk menentukan siapanyang akan menjadi juara.
Saat ini, sudah waktunya pengunguman peserta yang menang.
"Yang mendapat juara ketiga adalaaah ... Chika, Tika, Mikha, dan Malika! Waaah, inisial belakangnya menggunakan ka semua, ya?" seru MC itu.
"Iya, inisial belakang kami ka semua," kata Mikha.
"Ini pialanya," kata MC sembari memberi sebuah piala berwarna keemasan dan ada keramik di bagian tengah, "dan ini hadiahnya" kata MC itu lagi sambil memberi hadiah yang berisi uang sejumlah RP 100.000,00.
"Terima kasih semua!" kata Chika.
Setelah itu, mereka semua turun dari panggung dan duduk kembali di tempat duduk khusus peserta lomba.
"Teman - teman, kita bakal juara berapa, ya?" tanya Melia yang penasaran.
Juara kedua lomba menari adalah Fira, Mutia, Lola, dan Kirana.
"Juara pertamanya adalaaah ...," teriak MC tersebut, membuat kami deg - degan, "Ditha, Lia, Melia, dan Maryssa! Selamat, ya!" tambahnya.
Kami melompat kegirangan dan langsung naik ke atas panggung.
"Ini piala dan hadiahnya..." Kali ini, yang memberikan piala dan hadiah bukan MC, melainkan kepala sekolah Smachies, yaitu Pak Henry.
Selain piala, masih ada dua hadiah lagi. Yang pertama, uang sejumlah RP 200.000,00. Yang satu lagi, alat tulis, dan tempat pensil.
"Horeee!" kami bersorak gembira sambil mengangkat piala dan hadiah tersebut.
"Selamat, yaaa!" seru MC.
Setelah itu, kami segera turun dari panggung.
"By the way, siapa, nih, yang mau bawa piala dan hadiahnya?" tanya Lia.
"Gimana kalau Ditha? Ditha, kan, ketuanya," usul Maryssa.
"Oke! Enggak apa - apa, kok," jawabku sembari membawa piala dan hadiah yang dari tadi dipegang erat oleh Maryssa.
Setelah keluar gedung, kami sudah dijemput []
Di kelas, aku segera meletakkan tas merahku di kursi bagian depan baris kedua. Lalu,aku menghampiri Lia yang ada di bangkunya.
"Ditha, rencananya,kamu mau liburan ke mana?" tanya Lia
"Ng...belum tahu," jawabku."Kalau kamu"
"Belum tahu juga," balasnya sambil meringis.
Bel masuk terdengar. Aku segera menduduki bangkuku. Bu Lina datang dengan membawa beberapa lembar kertas.
"Anak - anak, minggu depan kita akan mengadakan Class Meeting. Kalian tahu, kan, apa itu Class Meeting?" Bu Lina membuka pembicaraan.
"Tahu, Bu!" seru murid - murid di kelas kompak.
"Nah, perlombaannya meliputi: lomba menyanyi,menari, bulu tangkis, lari maraton,sepak bola, serta membuat sekaligus membaca cerita dan puisi. Lombanya diadakan pada hari Senin. Sekarang,yang mau ikut lomba bisa mendaftarkan diri kepada Ibu. Oh, iya, lomba menyanyi, cerita, dan puisi, serta lari maratonuntuk per-orangan," ujar Bu Lina.
"Lomba menari harus berkelompok-minimal empat orang, sepakbola sebelas orang dalam satu tim, bulu tangis satu atau dua orang," tambah Bu Lina.
"Saya ikut lomba menyanyi,Bu!" pekik Zahra. Memang Zahra pandai menyanyi.
"Ow...ya," balas Bu Lina. Bu Lina segera menulis nama Zahra di kertas yang dibawanya tadi.
Hm...aku ikut lomba menari saja, deh, sama Lia, Melia, dan Marissa, batinku. Aku memberi isyarat kepada mereka agar ikut lomba menari.
Dengan berani, aku mengangkat tangan. "Kami berempat ikut lomba menari, Bu!"
"Siapa saja? Oh, Melia, Ditha, Lia, dan Marissa," kata Bu Lina.
"Bu, saya ikut lomba lari maraton!" ujar Sarah bersemangat.
"Saya dan Adi ikut lomba bulu tangkis, Bu!" seru Ditya.
Anak - anak sibuk mendaftarkan nama mereka kepada Bu Lina.
"Siapa yang ingin ikut lomba sepakbola?" tanya Bu Lina.
"Aku!" pekik Sony, diikuti oleh Doni, Rino, Ricky, Firman, Dicky, Raffi, dan Irfan.
"Saya!" kali ini, bukan laki - laki yang mengangkat tangan, tapi perempuan! Dia adalah Rini. Ak heran, mengapa dia ikut sepakbola? Mungkin karena hanya dia yang belum mengikuti lomba.
"Ng...ya ya ya. Kalian semua sudah Ibu catat dalam daftar lomba," ujar Bu Lina. Setelah selesai menulis, Bu Lina menunjukkan daftar yang mengikuti Class Meeting.
Class Meeting
Lomba menyanyi : Zahra
Lomba catur : Arif
Lomba lari maraton : Ditha
Lomba bulu tangkis : Ditya, Adi
Lomba menari : Melia, Ditha, Lia, Maryssa
Lomba sepak bola : Sony, Doni, Haris, Rino, Ricky, Dicky, Raffi, Irfan, Rini, Firman, Zoni
"Anak - anak, silakan mengisi Biodata kalian masing - masing untuk Class Meeting," pinta Bu Lina.
"Iya,Bu!" teriak semua murid.
Bu Lina memberikan masing - masing murid selembar formulir. Aku pun sudah mengisi semua "Titik - titik" yang ada di kertas itu lalu mengumpulkannya di meja guru.
Esoknya adalah pembagian jadwal Class Meeting.
"Ini adalah jadwal Class Meeting, Ibu akan membagikan kepada kalian masing - masing satu. Zahra! Tolong bagikan kertas ini!" ujar Bu Lina sembari memberi Zahra beberapa lembar kertas yang berisi jadwal Class Meeting itu.
Zahra sibuk membagikan jadwal tersebut. Aku sudah mendapatkan jadwal. Ternyata, jadwal menari hari Rabu; lari maraton, membaca puisi dan cerita pada hari Selasa; sepakbola hari jumat; menyanyi hari Senin; bulu tangkis hari Kamis. Class Meeting dilaksanakan sekitar satu minggu lagi. Cukup waktu untuk berlatih.
"Oh, iya, pembagian rapornya hari Minggu. Hari Senin sudah libur," tambah Bu Lina.
Sepulang sekolah, aku, Melia, Lia, dan Maryssa berlatih menari di aula sekolah. Aula kosong melompong, tidak ada seorang pun. Kami berlatih memang tidak didampingi oleh guru, karena ini hanya untuk menguji kemampuan.
"Kita mau nari apa, nih?" tanya Maryssa.
"Bagaimana kalo tari tradisional?" usul Melia.
"Modern dance?" usulku. "Ng...kalau tradisional, sih, aku nggak terlalu bisa."
"Aku juga!" ujar Maryssa dan Lia bersamaan.
"Ya, udah. Berarti modern dance saja, ya?" kata Melia sambil bergumam kesal. Melia memang jago tarian tradisional.
"Sepakat mau nari modern dance, ya?" tanyaku memastikan.
"Yap!" seru Lia, Melia, dan Maryssa berbarengan.
Kemudian, kami mulai berlatih, berlatih, dan berlatih.
Kami sudah ada di gedung serbaguna milik Smachies untuk tampil menari dalam acara Class Meeting. Kami mendapat urutan nomor 012. Tidak sedikit peserta yang menari tarian tradisional. Tapi, ada juga yang menari modern dance seperti kami. Saat ini, nomor urut 011 sedang tampil.
"Nomor urut 012, silakan maju ke depan!" seru MC lagi.
Kami semua menuju panggung dengan semangat, kecuali Melia, mungkin karena dia belum terlalu hafal gerakan - gerakannya.
"Oke, sekarang tampilkan tarian kalian!" pinta juri. Aku tidak tahu siapa nama juri itu, karena dia bukan guru di Smachies.
Sekarang, kami sudah selsai tampil. Kami duduk di bangku khusus peserta lomba sembari menunggu para juri berunding untuk menentukan siapanyang akan menjadi juara.
Saat ini, sudah waktunya pengunguman peserta yang menang.
"Yang mendapat juara ketiga adalaaah ... Chika, Tika, Mikha, dan Malika! Waaah, inisial belakangnya menggunakan ka semua, ya?" seru MC itu.
"Iya, inisial belakang kami ka semua," kata Mikha.
"Ini pialanya," kata MC sembari memberi sebuah piala berwarna keemasan dan ada keramik di bagian tengah, "dan ini hadiahnya" kata MC itu lagi sambil memberi hadiah yang berisi uang sejumlah RP 100.000,00.
"Terima kasih semua!" kata Chika.
Setelah itu, mereka semua turun dari panggung dan duduk kembali di tempat duduk khusus peserta lomba.
"Teman - teman, kita bakal juara berapa, ya?" tanya Melia yang penasaran.
Juara kedua lomba menari adalah Fira, Mutia, Lola, dan Kirana.
"Juara pertamanya adalaaah ...," teriak MC tersebut, membuat kami deg - degan, "Ditha, Lia, Melia, dan Maryssa! Selamat, ya!" tambahnya.
Kami melompat kegirangan dan langsung naik ke atas panggung.
"Ini piala dan hadiahnya..." Kali ini, yang memberikan piala dan hadiah bukan MC, melainkan kepala sekolah Smachies, yaitu Pak Henry.
Selain piala, masih ada dua hadiah lagi. Yang pertama, uang sejumlah RP 200.000,00. Yang satu lagi, alat tulis, dan tempat pensil.
"Horeee!" kami bersorak gembira sambil mengangkat piala dan hadiah tersebut.
"Selamat, yaaa!" seru MC.
Setelah itu, kami segera turun dari panggung.
"By the way, siapa, nih, yang mau bawa piala dan hadiahnya?" tanya Lia.
"Gimana kalau Ditha? Ditha, kan, ketuanya," usul Maryssa.
"Oke! Enggak apa - apa, kok," jawabku sembari membawa piala dan hadiah yang dari tadi dipegang erat oleh Maryssa.
Setelah keluar gedung, kami sudah dijemput []
Post A Comment:
0 comments: