Hari sudah siang, matahari mulai terik. Burung-burung berteduh di pohon
rindang di halaman rumah Nino. Bunda duduk di ruang tamu menunggu
kedatangan Nino.
Tiin! Tiiinnn!! Mobil yang mengantar Nino dari sekolah sudah datang. Mbak
bergegas membuka pagar rumah. Nino turun dari mobil.
"Bagaimana perasaanmu di sekolah hari ini?" tanya Bunda.
"Uuh..Nino tidak suka, Bunda. Teman-teman berkata Nino pemalas,"
wajah Nino cemberut.
"Menurut Nino, apa sebabnya teman-teman berkata demikian?" tanya
Bunda. "Teman-teman kesal selalu menunggu lama saat menjemputku,"
kata Nino
"O, Nino malu ya sama teman-teman?"tanya Bunda.
"Iya, Bunda. Nino tidak mau naik mobil jemputan lagi," gerutu Nino.
"Eh, anak pintar sebaiknya tidak seperti itu," kata Bunda. "Aku tidak mau
naik mobil jemputan. Aku mau diantar Bunda saja!" kata Nino.
"Nino, Bunda tidak bisa setiap hari mengantar ke sekolah," jelas Bunda.
"Pokoknya aku tidak mau ke sekolah dengan mobil jemputan!" kata Nino mulai
menangis. "Baiklah, kita bicarakan nanti sore dengan Ayah dan Kak Lola," jelas
Bunda.
"Yah, Nino tidak mau naik jemputan lagi ke sekolah," kata Bunda. "Benar, Nino?"
tanya Ayah. "Iya, Yah. Kata teman-teman aku pemalas karena sering lama jika
dijemput. Mulai besok aku mau diantar Bunda saja!" jelas Nino.
"Menurut Nino apa sebabnya Nino lama dijemput?" tanya Ayah. Nino tidak
menjawab. "Nino sering susah dibangunkan pagi-pagi, Yah," kata Kak
Lola.
"Akhir-akhir ini Nino sering tidur terlalu malam," jelas Bunda. "Nino, apakah
yang dikatakan Bunda dan Kak Lola benar?" tanya Ayah. Nino mengang-
guk, "Nino mau selesaikan balok susun yang Ayah belikan."
"Oh, Ayah mengerti sekarang. Bagaimana jika Kak Lola membantu Nino menyelesaikan
balok susunya? Dan kita harus membuat rencana. Mulai sekarang, pukul 08.00 malam
Nino sudah tidur supaya bisa bangun pukul 05.30 pagi. Jam weker ini untuk membantumu
dan jika dalam satu minggu ini Nino berhasil, kita piknik ke Taman Safari," jelas Ayah.
"Kita buat jam weker ini berbunyi pada pukul 08.00 untuk waktu tidur,
kemudian nanti kita atur pukul 05.30 untuk waktu bangun," jelas Ayah.
'Wah, asyik! Nino, aku akan membantumu!" Kak Lola memberi semangat.
Kriiing...! "Sekarang puku 08.00. Waktu untuk tidur ya, Kak?" tanya Nino.
"Iya, dan kita atur kembali untuk waktu bangun," jelas Kak Lola.
"Nino, anak Bunda yang hebat, selamat tidur. Bunda yakin Nino bisa
bangun pagi besok. Yang penting Nino berusaha sebaik mungkin!" Bunda
memberi semangat.
Kriiing...! Nino terbangun kaget. "Bunda, apakah Nino terlambat?" tanya
Nino. "Tidak, sayang. Ayo bangun, mandi, dan bersiap ke sekolah," kata
Bunda.
"Hari ini Bunda akan mengantar Nino, tapi besok Nino naik jemputan lagi, ya?
Nino kan sudah bisa bangun pagi, jadi tidak akan terlambat ke sekolah!" kata
Bunda. "Iya, Bunda. Tapi hari ini diantar Bunda dulu, ya?" kata Nino.
"Nah, Nino, kita sudah sampai. Tidak terlambat, kan? Berarti besok Nino
bisa Naik jemputan lagi, ya?" bujuk Bunda. "Iya. Kalau bangunnya tidak
siang, teman-teman tidak akan bilang Nino pemalas lagi. Besok bisa naik
jemputan lagi," Nino senang sekali.
rindang di halaman rumah Nino. Bunda duduk di ruang tamu menunggu
kedatangan Nino.
Tiin! Tiiinnn!! Mobil yang mengantar Nino dari sekolah sudah datang. Mbak
bergegas membuka pagar rumah. Nino turun dari mobil.
"Bagaimana perasaanmu di sekolah hari ini?" tanya Bunda.
"Uuh..Nino tidak suka, Bunda. Teman-teman berkata Nino pemalas,"
wajah Nino cemberut.
"Menurut Nino, apa sebabnya teman-teman berkata demikian?" tanya
Bunda. "Teman-teman kesal selalu menunggu lama saat menjemputku,"
kata Nino
"O, Nino malu ya sama teman-teman?"tanya Bunda.
"Iya, Bunda. Nino tidak mau naik mobil jemputan lagi," gerutu Nino.
"Eh, anak pintar sebaiknya tidak seperti itu," kata Bunda. "Aku tidak mau
naik mobil jemputan. Aku mau diantar Bunda saja!" kata Nino.
"Nino, Bunda tidak bisa setiap hari mengantar ke sekolah," jelas Bunda.
"Pokoknya aku tidak mau ke sekolah dengan mobil jemputan!" kata Nino mulai
menangis. "Baiklah, kita bicarakan nanti sore dengan Ayah dan Kak Lola," jelas
Bunda.
"Yah, Nino tidak mau naik jemputan lagi ke sekolah," kata Bunda. "Benar, Nino?"
tanya Ayah. "Iya, Yah. Kata teman-teman aku pemalas karena sering lama jika
dijemput. Mulai besok aku mau diantar Bunda saja!" jelas Nino.
"Menurut Nino apa sebabnya Nino lama dijemput?" tanya Ayah. Nino tidak
menjawab. "Nino sering susah dibangunkan pagi-pagi, Yah," kata Kak
Lola.
"Akhir-akhir ini Nino sering tidur terlalu malam," jelas Bunda. "Nino, apakah
yang dikatakan Bunda dan Kak Lola benar?" tanya Ayah. Nino mengang-
guk, "Nino mau selesaikan balok susun yang Ayah belikan."
"Oh, Ayah mengerti sekarang. Bagaimana jika Kak Lola membantu Nino menyelesaikan
balok susunya? Dan kita harus membuat rencana. Mulai sekarang, pukul 08.00 malam
Nino sudah tidur supaya bisa bangun pukul 05.30 pagi. Jam weker ini untuk membantumu
dan jika dalam satu minggu ini Nino berhasil, kita piknik ke Taman Safari," jelas Ayah.
"Kita buat jam weker ini berbunyi pada pukul 08.00 untuk waktu tidur,
kemudian nanti kita atur pukul 05.30 untuk waktu bangun," jelas Ayah.
'Wah, asyik! Nino, aku akan membantumu!" Kak Lola memberi semangat.
Kriiing...! "Sekarang puku 08.00. Waktu untuk tidur ya, Kak?" tanya Nino.
"Iya, dan kita atur kembali untuk waktu bangun," jelas Kak Lola.
"Nino, anak Bunda yang hebat, selamat tidur. Bunda yakin Nino bisa
bangun pagi besok. Yang penting Nino berusaha sebaik mungkin!" Bunda
memberi semangat.
Kriiing...! Nino terbangun kaget. "Bunda, apakah Nino terlambat?" tanya
Nino. "Tidak, sayang. Ayo bangun, mandi, dan bersiap ke sekolah," kata
Bunda.
"Hari ini Bunda akan mengantar Nino, tapi besok Nino naik jemputan lagi, ya?
Nino kan sudah bisa bangun pagi, jadi tidak akan terlambat ke sekolah!" kata
Bunda. "Iya, Bunda. Tapi hari ini diantar Bunda dulu, ya?" kata Nino.
"Nah, Nino, kita sudah sampai. Tidak terlambat, kan? Berarti besok Nino
bisa Naik jemputan lagi, ya?" bujuk Bunda. "Iya. Kalau bangunnya tidak
siang, teman-teman tidak akan bilang Nino pemalas lagi. Besok bisa naik
jemputan lagi," Nino senang sekali.
Post A Comment:
0 comments: